Kebodohan Jauh Lebih Berbahaya Daripada Kejahatan
SANTAIREKOMENDASI
Kiri Kanan Atas Bawah
5/28/20252 min baca


Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat seringkali fokus pada upaya pemberantasan kejahatan sebagai ancaman utama bagi stabilitas dan kedamaian. Namun, seiring berkembangnya pemikiran dan refleksi sosial, muncul pertanyaan yang lebih mendalam: apakah kejahatan benar-benar menjadi musuh terbesar manusia? Pemikiran ini membawa kita kepada satu kesimpulan penting yang pernah disampaikan oleh teolog dan filsuf Jerman, Dietrich Bonhoeffer, yang mengatakan bahwa “kebodohan lebih berbahaya daripada kejahatan.”
Kejahatan, walaupun merusak dan menyakitkan, setidaknya dapat dikenali dengan jelas. Pelaku kejahatan sadar akan tindakannya, dan masyarakat dapat dengan mudah mengidentifikasi serta mengambil langkah hukum untuk menangani kejahatan tersebut. Sebaliknya, kebodohan adalah ancaman yang lebih samar. Orang bodoh tidak menyadari kebodohannya, dan sering kali bertindak dengan keyakinan penuh bahwa ia benar. Inilah yang membuat kebodohan menjadi lebih berbahaya—karena sulit dikoreksi dan tersembunyi di balik ketidaktahuan.
Bonhoeffer dalam tulisannya Letters and Papers from Prison menjelaskan bahwa kebodohan bukan hanya ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan, tetapi ketidakmampuan untuk mengkritisi informasi dan menyadari manipulasi. Orang bodoh bisa menjadi alat dari kekuatan jahat tanpa menyadarinya. Dalam konteks ini, kebodohan menciptakan ruang bagi propaganda, penyebaran hoaks, radikalisme, dan konflik sosial yang meluas.
Bahaya kebodohan juga terlihat dalam konteks politik dan sosial. Sejarah mencatat banyak tragedi kemanusiaan yang bukan hanya disebabkan oleh niat jahat para pemimpin, tetapi juga oleh kebodohan massal rakyat yang mengikuti mereka tanpa berpikir kritis. Ketika masyarakat kehilangan kemampuan untuk berpikir secara rasional dan skeptis, mereka menjadi mudah dipengaruhi dan diarahkan untuk mendukung tindakan-tindakan yang merugikan mereka sendiri.
Pendidikan dan literasi kritis menjadi kunci utama untuk menangkal kebodohan. Masyarakat yang terdidik bukan hanya mampu mengenali kejahatan, tetapi juga mampu menolak manipulasi dan propaganda. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam membangun bangsa yang tangguh dan beradab.
Kesimpulan
Kebodohan bukan hanya soal kurangnya ilmu pengetahuan, tetapi juga ketidakmampuan untuk berpikir secara kritis dan mandiri. Ketika kebodohan tersebar luas, maka kejahatan pun akan lebih mudah berkembang dan mendapatkan pembenaran. Maka dari itu, melawan kebodohan adalah langkah awal dan paling penting untuk menciptakan masyarakat yang adil, damai, dan bermartabat.
Daftar Pustaka
Bonhoeffer, D. (1997). Letters and Papers from Prison. New York: Touchstone.
Postman, N. (1985). Amusing Ourselves to Death. New York: Viking Penguin.
Zakaria, F. (2003). The Future of Freedom: Illiberal Democracy at Home and Abroad. New York: W. W. Norton & Company.
Kahneman, D. (2011). Thinking, Fast and Slow. New York: Farrar, Straus and Giroux.
UNESCO. (2017). Education for Sustainable Development Goals: Learning Objectives. Paris: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.